II Korintus 12:10
Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 126; Yohanes 3; Yeremia 28-29
Salah satu pertanyaan paling umum dari orang percaya adalah, "Jika Tuhan itu baik, lalu mengapa hal buruk harus terjadi pada orang baik?" Dan itu benar, banyak orang baik yang takut akan Tuhan juga mengalami penderitaan dalam hidup mereka.
Selain itu, Alkitab berkata Allah tidak hanya mengizinkan penderitaan; Allah seringkali menggunakan penderitaan untuk menguji umat-Nya yang setia. Itulah peristiwa yang Ayub alami (Ayub 1:8), yang akhirnya memunculkan karakter Ayub yang telah teruji, Ayub terbukti setia. Tuhan juga memberi Paulus mengalami ujian kesetiaannya melalui penderitaan sehingga ia akan direndahkan dan menyadari bahwa kasih karunia Allah lebih dari cukup baginya (2 Korintus 12:7-10).
Sering kali ketika saya mendengar kesaksian dari orang-orang Kristen, mereka mengikuti pola ini: aku nakal ... Tuhan menyelamatkan saya ... dan sekarang hal-hal hebat yang terjadi. Tetapi jika Anda benar-benar masuk ke dalam kehidupan setiap orang Kristen, Anda akan menemukan mereka juga mengalami penderitaan.
Jadi, ketika masa sulit datang dan Tuhan mengijinkan penderitaan dalam hidup Anda, bagaimana sikap Anda? Apakah Anda menjalaninya dengan hati yang pahit dan marah karena anda merasa tidak pantas meneri hal tersebut? Atau, Anda akan mendengar suara Allah yang diucapkan kepada kepada Paulus ini:
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."
Dengarlah suara Tuhan ini dan mengijinkan Dia untuk memimpin Anda ke sebuah hubungan yang lebih dalam lagi dengan-Nya.
Sikap Anda ketika badai kehidupan melanda menentukan apakah kemuliaan Tuhan dinyatakan, atau hanya rasa pahit yang tertinggal.